Cerita Budi
Pekerti
Yang Xiang
Menaklukkan Harimau
Yang Xiang adalah putri Yang Feng yang
hidup pada masa Dinasti Jin, sejak kecil sudah berbakat dan pintar, juga sangat
berbakti, saat berusia 14 tahun, dia sudah mampu membantu ayahnya menyelesaikan
banyak pekerjaan di sawah.
Keluarga Yang Xiang tinggal di daerah
pegunungan, generasi leluhurnya bekerja keras di kaki gunung membuka lahan dan
bercocok tanam hingga seluas beberapa hektar sawah.
Pada masa panen, padi-padi yang padat
berisi membungkukkan pinggangnya di atas permukaan tanah, bila dipandang dari
kejauhan tampak hamparan sawah yang menguning, Yang Feng yang melihat panorama
ini merasa sangat gembira, berpikir bahwa tahun ini pasti juga merupakan tahun
panen berlimpah.
Sejak kecil Yang Xiang sudah ikut membantunya
ayahnya bercocok tanam. Suatu pagi, fajar baru menyingsing, terdengar suara
ayam berkokok, Yang Feng segera bangun. Pada saat ini, Yang Xiang telah
menyiapkan sarapan, ayah dan anak tampak buru-buru menyelesaikan santapan pagi,
lalu membawa bekal makanan, air, menelusuri sinar pagi yang lembut, menapaki
jalan kecil dusun, bersama-sama menuju persawahan.
Area persawahan jaraknya sangat jauh dari
rumah mereka, Yang Xiang dan ayahnya harus menempuh waktu yang sangat lama
barulah dapat sampai di tujuan. Sampai di sana, Yang Xiang meletakkan bekal
makanan yang dibawa, lalu ayah dan anak mulai mengambil pisau pemotong padi dan
mulai mengumpulkan hasil panennya. Tidak berapa lama kemudian Yang Feng telah
berhasil memotong beberapa baris tanaman padi. Yang Xiang yang melihat ayahnya
begitu cekatan, jadi tidak mau ketinggalan, dia segera membungkuk untuk
memotong lebih banyak padi lagi.
Selama seharian, Yang Feng bersama
putrinya tidak pernah beristirahat, bekerja terus di sawah, hanya pada waktu
makan saja, mereka akan beristirahat sejenak. Meskipun bersusah payah, Yang
Xiang tidak pernah mengeluh lelah sama sekali, padi yang dipotongnya juga tidak
sedikit.
Waktu berlalu dengan cepat, langit
perlahan mulai gelap. Yang Xiang melihat hari sudah mulai senja, segera
mengajak ayahnya pulang : “Ayah, hari mulai gelap, kita harus segera pulang,
semua orang di area sawah lainnya juga sudah pada pulang”.
Yang Feng menengadahkan kepalanya dan
melihat padi yang belum dipotong masih banyak, sambil menyeka keringatnya dia
berkata pada putrinya : “Masih belum terlalu gelap, ayah ingin mengerjakannya
sedikit lagi, jika kamu sudah lelah maka istirahatlah dulu, setelah selesai
ayah akan memanggilmu”. Begitu perkataannya selesai, sang ayah melanjutkan
bekerja lagi.
Hari sudah gelap, angin juga berubah jadi
dingin, berhembus meniup pepohonan di atas gunung. Tiba-tiba seekor harimau muncul
dari balik hutan dan menerjang ke arah Yang Feng.
Sebelum korbannya sempat mengadakan
perlawanan, sudah diterkamnya sehingga roboh dan terbaring di permukaan tanah. Yang
Xiang begitu melihat kemunculan harimau, dia amat terkejut, namun tidak tahu merasa
takut, dalam kepanikan sesaat dia menghardik dengan suara keras, lalu melangkah
maju ke arah si raja hutan.
Harimau yang dihardik oleh Yang Xiang,
tiba-tiba menghentikan aksinya dan tidak bergerak. Sesaat kemudian Yang Xiang
berhasil mencekik leher harimau, dia mengerahkan segenap kekuatannya. Raja
hutan tercengang oleh aksi Yang Xiang yang mendadak itu, lehernya berhasil
dicekik oleh Yang Xiang, sehingga si raja hutan menjadi panik dan ketakutan.
Harimau tersebut segera melepaskan Yang Feng, lalu melepaskan dirinya dari
cengkeraman Yang Xiang, melarikan diri kembali ke hutan.
Peristiwa yang terjadi sungguh mendadak
itu, membuat Yang Feng juga ikut tercengang. Yang Xiang yang melihat harimau
melarikan diri, cepat-cepat memapah ayahnya, sambil menangis dia bertanya pada
ayahnya : “Ayah, ayah, apakah anda baik-baik saja?” Untunglah Yang Feng tidak
mengalami luka sama sekali.
Setelah kejadian berlalu, perlahan Yang
Feng mulai bersemangat kembali, jika teringat akan peristiwa mencekam tadi,
melihat putrinya yang tanpa mempedulikan keselamatan diri sendiri, sesaat
dirinya diliputi emosi sehingga tidak mampu mengutarakannya keluar, hanya
sanggup memeluk Yang Xiang erat-erat.
Yang Xiang tidak mempedulikan nyawanya sendiri,
kisah keberaniannya dalam menyelamatkan ayahnya tersebar luas, sehingga Gubernur
Meng Zhao sangat mengkagumi hati bakti Yang Xiang serta keberaniannya, lalu
menyampaikan laporan ini kepada kaisar. Setelah kaisar mengetahuinya, merasa
sangat terharu, lalu menurunkan titah memberi penghargaan buat Yang Xiang atas
hati baktinya, tidak hanya telah membanggakan Keluarga Yang, kisah patriotisme
dan keberaniannya telah menjadi legenda sejak jaman dulu hingga sekarang.
Orang tempo dulu berkata : “Berani untuk
membela kebenaran”. Pada umumnya anak gadis memiliki nyali yang kecil, lemah
tak berdaya. Tetapi seekor harimau yang bahkan seorang pemuda yang kuat
sekalipun juga tidak berani mendekati hewan karnivora ini, tetapi kini malah
ditaklukkan oleh seorang anak gadis yang baru berusia 14 tahun. Bila dipikirkan
dengan seksama, andaikata bukan karena hati bakti yang penuh ketulusan, yang
mendorong Yang Xiang nekad menyelamatkan
ayahnya, lalu kekuatan apa lagi yang bisa membuatnya berani berduel dengan si
raja hutan?
Bakti menggugah Langit, Yang Xiang dengan
mengandalkan sebutir hati bakti murni yang berani mati demi menyelamatkan
ayahnya, akhirnya berhasil menyelamatkan ayahnya dari mulut harimau. Pada saat
genting tersebut, Yang Xiang sama sekali tidak memikirkan lagi dirinya sendiri.
Dia melupakan bahwa dia hanyalah seorang gadis kecil yang tidak berdaya dan
lemah, juga melupakan bahwa di tubuhnya tidak ada benda tajam yang dapat
digunakan untuk menghadapi harimau, hanya tahu melangkah maju dan siap
berkorban, demi menyelamatkan sang ayah.
Dengan mengandalkan hati bakti yang penuh
ketulusan, meskipun Yang Xiang dan ayahnya akhirnya harus menjadi mangsa
harimau, dipercaya bahwa dia juga takkan menyesalinya!
Yang Xiang yang masih berusia belia,
berani mengorbankan nyawa sendiri demi menyelamatkan ayahnya, hati bakti yang
penuh ketulusan ini, pantas mendapatkan penghormatan yang tulus dari orang
banyak…...
楊香搤虎
楊香,是晉朝時楊豐的女兒,自小聰明能幹,又很孝順,在她十四歲時,就可以幫助父親做很多農事了。
楊香一家人住在山區裡,祖輩們辛勤在山腳下開墾了幾畝稻田。金秋時節,飽滿的稻粒在地裡垂彎了腰,遠遠望去,黃橙橙一片。楊豐看到這情形,特別高興,想必今年又是豐收的一年。
楊香自幼常跟隨父親一同到田裡幫忙。一天清早,天剛破曉,雞鳴啼叫,楊豐就起來。此時,楊香已準備好早飯,父女倆匆匆吃完,帶上些乾糧、水,趁著微微晨光,踏上鄉間的小道,一同到地裡。
稻田離家很遠,地處偏僻山腳,楊香與父親走了許久才走到。一到那兒,楊香將食糧卸下,父女倆拿起鐮刀就開始收割。「唰、唰、唰」幾聲,稻子順勢一一倒下,不多時,楊豐就割下幾排稻子。楊香看父親如此熟練,也不甘示弱,彎腰努力割了起來。
一整天,楊豐父女倆都沒有停歇,在地裡一直勞作著,只有吃飯時間,他們才稍作休息。雖然辛苦,楊香卻不喊累,割下的稻子也不少。
時間過得很快,天漸漸黑了。楊香見天色不早,便上前勸父親說:「爹,天快黑了,咱們回家吧,其它地裡的人家都走了。」楊豐聽了,抬頭看看未割完的稻田還不少,他一抹汗,對楊香說:「還不是很晚,爹再多乾些,你如果累了就先歇會兒,爹好了就叫你。」說完,又低頭苦幹起來。
天又暗了下來,風在此時也變涼了,吹著山上的樹林,發出「稀稀疏疏」的聲音。突然,一陣驚動,從山林中竟沖出一隻斑斕猛虎來,直撲向了楊豐。
未等楊豐反應過來,就被老虎撲倒在地。楊香一見老虎,大吃一驚,也不知道害怕,情急之下她大喝一聲,直衝上前,撲向老虎。
老虎被楊香一喝,突然驚住不動。楊香一下搤住老虎的脖子,使盡全力。老虎被這突如其來的舉動嚇懵了,它被楊香搤住脖子,不由驚慌起來。只聽它「嗚」的一聲,趕緊鬆口放下楊豐,從楊香手裡掙脫出來,逃回了樹林。
突發的變故,使楊豐也嚇呆了。楊香見老虎逃走,趕快上前扶起父親,哭著問:「爹,爹,您沒事兒吧?」所幸,楊豐沒什麼大礙。劫後餘生的楊豐定神後,想起剛才那驚險一幕,看到女兒為救自己竟然奮不顧身,一時間激動得說不出話來,只將楊香抱得緊緊的。
楊香不顧性命,勇猛救父的事跡傳開之後,太守孟肇,十分欽佩楊香的孝心、勇氣,便將楊香英勇救父的孝行上奏朝廷。皇帝知道後,深受感動,下旨旌表楊香孝心,不僅光耀了楊家門閭,英勇的事跡更留傳千古。
孝感動天,至誠如神。楊香憑著一顆誓死救父的純正孝心,在虎口下救出父親。她在那個當時,心中完全沒有自己。不知道自己是一個弱女子,也忘了身上沒有一寸利器可以對付老虎,只是全然以赴,捨身救父。憑著這至誠的孝心,縱然楊香與父親一同命喪虎口,相信她也是死而無憾啊!
小小年紀的楊香,寧捨身命也要救父,這拳拳孝心,著實令人由衷敬佩……