Cerita Budi
Pekerti
Kekuatan
Zhen-qing
Bagian 2
Ternyata, tempo hari ketika An Lu-shan mengadakan pemberontakan, situasi
negara sungguh kritis. Keluarga Yan saling bergandengan tangan keluar
mengadakan perlawanan, Yan Gao-qing membawa prajurit bertempur di medan perang
hingga titik darah penghabisan, di Kabupaten Changshan dengan gagah berani
menjalani pertempuran terakhir, oleh karena jumlah mereka yang kecil tidak
mampu menandingi musuh dalam jumlah besar, sehingga kemudian dia berhasil
ditangkap oleh pemimpin pasukan musuh, Shi Si-ming (kolega An Lu-shan), lalu
dijadikan tawanan. An Lu-shan yang dipenuhi amarah, tanpa rasa malu bertanya
pada Yan Gao-qing : “Tempo hari saya yang mempromosikan dirimu jadi gubernur di
Changshan, namun hari ini atas dasar apa kamu beraninya melawanku?”
Yan Gao-qing memiliki sifat yang teguh dan benar, tanpa
gentar dan penuh wibawa dia berkata : “Kami Keluarga Yan adalah pejabat setia
Dinasti Tang, setiap generasinya selalu setia pada negara. Apakah karena pernah
menerima jasa dari anda, maka harus mengikuti anda memberontak, lupa budi lalu
mengkhianati kaisar dan negara? Dan
selama ini negara telah memberi banyak jasa kepada dirimu, apakah kaisar pernah
bersalah padamu? Atas dasar apa anda mengkhianati kekaisaran? Mengapa harus
berdiri sendiri, memimpin prajurit melakukan pemberontakan? Di dunia ini
kejahatan yang paling tidak bernurani, tuntas sudah dilakukan oleh dirimu. Sungguh
sosok yang tidak tahu malu!”
Amarah An Lu-shan tak terkendalikan lagi, juga
tidak memiliki lagi kata-kata untuk membantahnya. Rasa malunya semakin
memperkuat emosinya, maka itu memerintahkan pengawalnya mengikat Yan Gao-qing,
lalu memotong anggota tubuhnya satu persatu, Yan Gao-qing tetap menjalaninya
tanpa gentar. Hingga akhir hayatnya, Yan Gao-qing sambil menahan rasa sakit
sambil memaki An Lu-shan hingga mati juga tak sudi berhenti.
Setelah mendengar penjelasan dari Yan Zhen-qing,
timbul penyesalan di hati Li Xi-lie, lalu minta maaf pada Yan Zhen-qing, para
pengikut yang tadinya memaki-maki Yan Zhen-qing setelah melihat hal ini, juga
jadi menundukkan kepala, siapapun tidak berani mengeluarkan suara lagi.
Tetapi kemudian Li Xi-lie mengancam akan membunuh
Yan Zhen-qing, namun Yan Zhen-qing tidak merasa gentar sama sekali, sebelumnya
dia telah menulis surat warisan, mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Akhirnya pihak pemberontak menggunakan kelicikan dengan meracuninya. Saat
menghadapi detik-detik akhir hayatnya, Yan Zhen-qing masih sempat memaki mereka
sebagai “pengkhianat”, saat itu dia telah berusia 77 tahun.
Kabar duka ini tersebar hingga istana kekaisaran, Kaisar
De Zong merasa amat bersalah dan menyesalinya, kebencian dan kesedihan saling
berbaur, selama lima hari dia tidak sanggup menghadiri pertemuan pagi. Seluruh
pejabat dan prajurit tidak ada yang merasa berduka dan mengalirkan air mata,
mengenang seorang ksatria pemberani, yang merupakan pilar Dinasti Tang dan juga
seorang pejabat setia.
Insan yang bajik dan pengasih adalah yang paling
pemberani, terutama saat-saat kritis semakin tampak jelas ketulusannya. Zhengzi
(murid Konfucius) berkata bahwa menempatkan kebajikan dan kasih sayang sebagai
kewajiban diri, betapa besarnya hal ini. Mempertahankan kewajiban ini hingga
akhir hayat, betapa hal ini akan berlangsung hingga sangat jauh dan mendalam. Pepatah
berkata : “Satu pintu sepasang loyalitas, reputasi baik bertahan selamanya”, Keluarga Yan mempunyai abang adik yang telah
mewujudkan “bakti dan kesetiaan”, dengan moralitas benar tanpa gentar, sehingga
anak cucu generasi penerus senantiasa mengenangnya.
真卿勁節
(二)
原來,當時安祿山帶兵橫掃中原,氣焰十分地囂張。顏家兄弟號召天下的志士仁人,一起出兵討伐。顏杲卿率領義兵奮勇抵抗,在常山郡進行了悲壯的最後一戰,最終還是寡不敵眾,被叛軍將領史思明俘虜了。暴跳如雷的安祿山,厚顏無恥地質問顏杲卿說:當年就是因為我的提拔,你纔當上了常山太守,而今你憑什麼背叛我?
顏杲卿生性剛直,正氣浩然,他義正辭嚴地說:我們顏家是大唐的臣子,世世代代都忠於國家。難道受過你的提拔,就要跟你一樣忘恩負義、背叛君國嗎?而今你受盡國家的恩寵,皇上哪一點對不起你?你憑什麼要背叛朝廷?憑什麼要擁軍自立,起兵叛亂?天底下最沒有天良的事,都被你這種人乾盡了。真是一隻不知羞恥的「營州牧羊奴」!
安祿山被氣得上躥下跳,卻又無言以對。他惱羞成怒,暴跳如雷,於是派人把顏杲卿綁起來,用刀將他的身體一節一節地割掉,最後顏杲卿壯烈成仁。一直到臨終前,顏杲卿仍然強忍著巨痛,不住地痛罵安祿山忘恩負義,一直罵到死,都不肯絕口。
李希烈聽了顏真卿的表白之後,內心非常地慚愧,就向顏真卿謝罪,手下的這些叛賊看到這番情景,都低下頭來,誰也不敢再說話了。後來李希烈以死相威脅,而顏真卿不為所動,他事先寫好了遺書,作了必死的準備。最後叛賊痛下毒手,殺害了他。在生命的最後一刻,顏真卿仍在大罵他們是「逆賊」,當時,他已經七十七歲了。
惡耗傳到朝廷,德宗悔恨交加,非常地傷心,五天都沒有辦法上朝。所有的將士都痛哭流涕,深切悼念這位壯烈成仁的,大唐的柱石與忠臣——顏魯公。
仁愛的人,正是最勇敢的人,這在危難的關頭表現得尤其明顯。曾子曾經說過:「仁以為己任,不亦重乎。死而後已,不亦遠乎。」這就是說,把仁愛當作自己義不容辭的責任,這是多麼地重大。把這個責任堅守到生命的最後一刻,這是多麼地深遠。所謂「一門雙忠,流芳千古」,顏家兄弟沿承了以「忠孝」傳家的庭訓,以凜然的氣節,讓後世的子孫永遠地緬懷與追念。